Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) merupakan pedoman penting untuk mengedepankan keselamatan dan kesehatan para pekerja. Salah satu industri yang memiliki tingkat risiko yang tinggi yakni industri konstruksi. Para pekerja konstruksi seringkali berhadapan dengan risiko pekerjaan konstruksi seperti tersengat listrik, tertimpa alat berat, hingga kesalahan operasional kerja. Untuk itu, K3 berfungsi sebagai rambu-rambu keselamatan sehingga para pekerja konstruksi terhindar dari kecelakaan kerja, cedera fisik, dan terkena penyakit di tempat kerja. Maka, persyaratan wajib standar K3 penting untuk diimplementasikan dalam industri konstruksi.
Pentingnya K3 Konstruksi
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 50 tahun 2012, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
Industri konstruksi merupakan sektor yang memiliki risiko tinggi kecelakaan kerja karena di proyek konstruksi melibatkan pekerjaan yang berada di lingkungan berbahaya seperti ketinggian, bahan material yang berbahaya, hingga penggunaan alat berat yang rumit. Oleh karena itu, penting untuk menerapkan K3 dalam industri konstruksi.
Baca juga: Pentingnya Program K3 Konstruksi Bangunan
Berikut beberapa alasan pentingnya K3 konstruksi:
1. Menjaga Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Menerapkan K3 dalam lingkungan proyek konstruksi dapat membantu meminimalkan risiko kecelakaan kerja yang berdampak pada proyek konstruksi, perusahaan, hingga pekerja konstruksi itu sendiri.
2. Meningkatkan Produktivitas
Kondisi kesehatan pekerja konstruksi yang sehat secara jasmani dan rohani dapat meningkatkan produktivitas kerja. Hal ini dikarenakan pekerja merasa aman dan nyaman ketika berada di lingkungan kerja, sehingga akan berdampak pada kualitas pembangunan proyek konstruksi.
3. Mengurangi Pembengkakan Biaya
Kecelakaan kerja dapat menimbulkan efek negatif seperti reputasi perusahaan yang menurun, biaya perawatan medis dan kompensasi bagi pekerja, hingga kerugian akibat terhentinya proyek konstruksi.
4. Mematuhi Regulasi
Setiap perusahaan konstruksi harus mematuhi peraturan pemerintah sebagai bentuk kewajiban hukum, termasuk menerapkan K3. Ketidakpatuhan dapat menyebabkan kerugian dan terkena sanksi hukum yang berlaku.
Memenuhi Persyaratan Wajib Standar K3 Perusahaan Konstruksi
Dalam memenuhi persyaratan wajib standar K3, perusahaan konstruksi harus memenuhi syarat-syarat penerapan K3 seperti yang tertuang dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 Pasal 3 tentang Syarat-syarat Keselamatan Kerja, yaitu
- Mencegah dan mengurangi kecelakaan
- Mencegah, mengurangi, dan memadamkan kebakaran
- Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
- Memberi kesempatan atau jalan menyelamatkan diri pada waktu kebakaran atau kejadian-kejadian lain yang berbahaya
- Memberi pertolongan pada kecelakaan
- Memberi alat-alat perlindungan diri pada para pekerja
- Mencegah dan mengendalikan timbul atau menyebar luasnya suhu, kelembaban, debu, kotoran, asap, uap, gas, hembusan angin, cuac, sinar atau radiasi, suara dan getaran
- Mencegah dan mengendalikan timbulnya penyakit akibat kerja baik fisik, psikis, peracunan, infeksi dan penularan
- Memperoleh penerangan yang cukup dan sesuai
- Menyelenggarakan suhu dan lembab udara yang baik
- Menyelenggarakan penyegaran udara yang cukup
- Memelihara kebersihan, kesehatan, dan ketertiban
- Memperoleh keserasian antara tenaga kerja, alat kerja, lingkungan, cara dan proses kerjanya
- Mengamankan dan memperlancar pengangkutan orang, binatang, tanaman atau barang
- Mengamankan dan memelihara segala jenis bangunan
- Mengamankan dan memperlancar pekerjaan bongkar-muat, perlakuan, dan penyimpanan barang
- Mencegah terkena aliran listrik yang berbahaya
- Menyesuaikan dan menyempurnakan pengamanan pada pekerjaan yang bahaya kecelakaannya menjadi bertambah tinggi