
Globalisasi telah menyebabkan terjadinya jalinan hubungan ekonomi antar negara. Negara luar boleh berinvestasi di negara yang memiliki potensi dalam memajukan bisnis perusahaan negara luar tersebut, termasuk bisnis konstruksi. Namun, hal ini berdampak pada perusahaan konstruksi lokal seiring dengan dampak kebijakan investasi asing.
Apa Dampak Kebijakan Asing terhadap Sektor Konstruksi di Indonesia?
Berdasarkan data dari Badan koordinasi Penanaman Modal (BKPM), aliran dana investasi asing ke Indonesia pada tahun 2023 mencapai 30 miliar USD dollar. Sektor utama yang menerima investasi besar antara lain industri manufaktur teknologi informasi, infrastruktur, dan energi terbarukan. Pertumbuhan investasi ini mencerminkan kepercayaan investor global terhadap stabilitas ekonomi dan prospek masa depan Indonesia.
Baca juga: Pentingnya Perencanaan Proyek dalam Konstruksi
Investasi asing memiliki dampak terhadap ekonomi dan pasar industri konstruksi di Indonesia. Berikut adalah beberapa dampak kebijakan asing terhadap sektor konstruksi di Indonesia:
1. Kesenjangan Ekonomi
Investasi asing pada umumnya memiliki fokus terhadap sektor-sektor tertentu yang menjanjikan dan memiliki keuntungan yang besar seperti industri manufaktur dan keuangan. Hal ini akan berdampak pada kesenjangan ekonomi antara sektor yang menerima investasi asing sehingga menyebabkan sektor lain terasingkan seperti sektor pertanian.
2. Ketergantungan Modal Asing
Ketergantungan yang berlebihan pada modal asing membuat sebuah negara rentan terhadap fluktuasi pasar global, karena jika terjadi krisis ekonomi global atau penarikan modal secara besar-besaran, akan mengguncang ekonomi negara tersebut yang akhirnya menghambat perkembangan sektor ekonomi domestik mandiri.
3. Pengaruh Politik terhadap Kebijakan Ekonomi
Investor asing memiliki modal besar dalam suatu negara akan memiliki pengaruh terhadap negara tersebut secara langsung atau tidak langsung. Hal ini tentu akan memungkinkan terjadinya ancaman penarikan investasi dan kepentingan jangka pendek investor asing yang bertentangan dengan kebijakan ekonomi jangka panjang dan kesejahteraan rakyat.
4. Tidak Mensejahterakan Tenaga Kerja Dalam Negeri
Meski investor asing menjanjikan menciptakan tenaga kerja yang luas, tetapi mereka memanfaatkannya dengan membayar tenaga kerja dalam negeri dengan bayaran yang murah dan tidak memberikan jaminan perlindungan yang cukup bagi pekerja. Selain itu, adopsi teknologi yang canggih juga dapat menyebabkan pengurangan tenaga kerja dan meningkatkan ketidakpastian pekerjaan.
5. Gangguan Lingkungan Sosial
Proyek asing terkadang menimbulkan masalah baru terhadap lingkungan dan masyarakat, seperti proyek pertambangan atau proyek pembangunan yang sangat yang berdampak pada kerusakan lingkungan secara masif, dan konflik dengan masyarakat adat. Hal ini akan mengakibatkan masalah sosial seperti urbanisasi yang tidak terkendali, kemiskinan, dan ketidaksetaraan sosial.