Untuk pengajuan SBUJK, dibutuhkan beberapa dokumen penguat agar perusahaan jasa konstruksi dapat memiliki SBUJK, seperti Nomor Induk Berusaha (NIB), laporan neraca keuangan, Sertifikat Kompetensi Kerja (SKK), dan sebagainya. Untuk membuktikan sebuah perusahaan jasa konstruksi memiliki kualifikasi dan pengalaman, maka dibutuhkan data historis proyek untuk membuktikan bahwa perusahaan pernah menyelesaikan sebuah proyek konstruksi. Data historis proyek ini juga berperan penting pada saat pengajuan SBUJK.
Apa itu SBUJK?
SBUJK adalah Sertifikat Badan Usaha Jasa Konstruksi yang dikeluarkan oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) kepada suatu badan usaha jasa konstruksi yang menyatakan bahwa suatu badan usaha jasa konstruksi telah memenuhi persyaratan administrasi dan teknis dalam menjalankan usaha jasa konstruksi di Indonesia. SBUJK diperlukan oleh perusahaan konstruksi agar dapat menjalankan bisnisnya secara legal. Selain itu, memiliki SBUJK memudahkan perusahaan jasa konstruksi untuk mengikuti tender dan mendapat keringanan Pajak Penghasilan (PPh) final.
Baca juga: 10 Manfaat Memiliki SBUJK bagi Perusahaan Jasa Konstruksi
Mengingat pentingnya SBUJK bagi sebuah perusahaan konstruksi, maka diperlukan beberapa persyaratan yang harus dipenuhi baik secara administratif maupun teknis. Salah satu persyaratan administrasi yang harus dipenuhi yakni memiliki pengalaman dan kualifikasi dalam menjalankan bisnis jasa konstruksi yang tercantum pada data historis proyek.
Apa Saja Peran Data Historis Proyek dalam Pengajuan SBUJK?
Data historis proyek merupakan data yang berisikan catatan proyek yang selesai dikerjakan oleh suatu perusahaan jasa konstruksi. Data ini mencakup peran perusahaan dalam suatu proyek konstruksi, keberhasilannya dalam mencapai target proyek, hingga kontribusinya terhadap proyek konstruksi. Data ini dapat dijadikan bukti bahwa perusahaan telah terlibat secara langsung dan berperan dalam suatu proyek konstruksi.
Saat pengajuan SBUJK, persyaratan yang harus dipenuhi oleh perusahaan jasa konstruksi tidak hanya bersifat legal secara administrasi dan teknis, tetapi juga memerlukan rekam jejak pengalaman proyek sebagai bukti kapabilitas dan kompetensi perusahaan jasa konstruksi tersebut.
Berikut beberapa peran data historis proyek dalam pengajuan SBUJK:
1. Bukti Pengalaman Kerja
Data historis proyek menunjukkan riwayat pekerjaan konstruksi yang sudah diselesaikan seperti nama proyek, lokasi proyek, nilai proyek, tahun pelaksanaan, lingkup pekerjaan, serta pemilik proyek. Data ini dapat menjadi dokumen utama dalam pengisian pengalaman badan usaha pada sistem OSS.
2. Reputasi dan Kredibilitas
Data proyek yang lengkap mencerminkan track record perusahaan di mata regulator dan pemilik proyek, sehingga memperkuat penilaian terhadap kelayakan teknis, konsistensi teknis, serta kemampuan manajerial perusahaan.
3. Sebagai Basis Pengembangan Masa Depan
Selain berfungsi dokumen bukti dan pemenuhan persyaratan SBUJK, data historis proyek dapat digunakan sebagai basis pengembangan masa depan. Dengan dokumentasi data historis proyek yang sistematis, perusahaan dapat menganalisis tren proyek yang paling menguntungkan dan menyusun strategi klasifikasi usaha yang tepat.
Pengajuan SBUJK tidak hanya mensyaratkan dokumen-dokumen administratif dan teknis, melainkan membutuhkan pembuktian dengan berupa data historis yang dimiliki perusahaan jasa konstruksi. Data ini yang menjadi tanda bukti bahwa perusahaan memiliki kapabilitas dalam menyelesaikan proyek konstruksi, sehingga mampu memenuhi kualifikasi dalam menjalankan bisnis di bidang konstruksi. Bagi Anda yang membutuhkan konsultasi terkait SBUJK, kunjungi website berikut ini globalindokaryaindonesia.com. Kami akan memenuhi kebutuhan perusahaan Anda dengan tim yang berpengalaman di bidang sertifikasi dan konstruksi.