
Proyek konstruksi merupakan proses panjang untuk membangun sebuah bangunan yang utuh secara fungsional untuk digunakan sebagai fasilitas publik maupun komersial. Dalam menjalankan proyek konstruksi dibutuhkan perencanaan yang matang, eksekusi yang tepat, dan finalisasi bangunan untuk memastikan semuanya sesuai dengan rencana dan tujuan bangunan. Untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan strategi manajemen konstruksi dalam mengatur berbagai hal yang berkaitan dengan proyek konstruksi seperti master plan, manajemen finansial, ketersediaan bahan dan peralatan konstruksi, hingga sumber daya berupa tenaga kerja ahli.
Apa itu Manajemen Konstruksi
Manajemen konstruksi adalah proses manajemen terintegrasi yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, pengawasan, dan pengendalian seluruh sumber daya yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek konstruksi. Tujuan manajemen konstruksi yakni untuk memastikan proyek konstruksi berjalan secara efektif dan efisien, sehingga manajemen konstruksi dapat meminimalisir risiko dan memastikan bangunan dibangun sesuai dengan daya gunanya. Dapat dikatakan, bahwa manajemen konstruksi memainkan peran penting dalam menjaga kualitas dan keberlanjutan proyek konstruksi modern saat ini.
Strategi Manajemen Konstruksi untuk Mengatasi Keterbatasan Tenaga Kerja Ahli
Selain penjabaran tugas-tugas manajemen konstruksi di atas, salah satu peran manajemen konstruksi juga mengatur strategi untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja ahli di dalam proyek konstruksi.
Baca juga: Pentingnya Meningkatkan Skill dan Daya Saing SDM Konstruksi
Kekurangan tenaga kerja ahli dapat disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya:
1. Tenaga Kerja yang Menua
Pekerja tenaga ahli konstruksi yang lebih tua berpotensi mengalami masa pensiun yang lebih cepat daripada pekerja muda. Hal ini diperparah dengan data yang mengatakan bahwa 45% pekerja konstruksi berusia 45 atau lebih. Data ini akan terus meningkat yang tidak diimabangi dengan masuknya tenaga kerja baru secara bersamaan.
2. Jumlah Anak Muda yang Menekuni Bidang Konstruksi Semakin Sedikit
Menurut data Home Builders Institute (HBI), jumlah pekerja konstruksi berusia 25 hingga 54 tahun turun sebanyak 4,7% antara tahun 2015 dan 2022, sementara jumlah pekerja berusia di bawah 25 tahun hanya meningkat 1,8%.Hal ini dikarenakan penekanan akademis pada bidang sains, teknologi, tekni, dan matematika sangat besar, sehingga menyebabkan para pemuda atau siswa menjauh dari industri konstruksi.
3. Fluktuasi Ekonomi dan Permintaan Pasar
Tidak bisa dipungkiri, bahwa faktor eksternal yang mempengaruhi kurangnya tenaga ahli dalam industri konstruksi seperti suku bunga yang tinggi dan pemangku kepentingan yang waspada dalam berinvestasi proyek konstruksi. Selain itu, industri konstruksi bukanlah industri yang diminati pasar, sehingga berdampak juga pada minat tenaga kerja ahli yang potensial dalam menekuni bidangnya.
Meski demikian, terdapat strategi untuk mengatasi keterbatasan tenaga kerja ahli konstruksi, seperti:
Meningkatkan Upah dan Tunjangan
Biaya hidup yang terus meningkat membuat tenaga kerja membutuhkan upah untuk kebutuhan sehari-hari. Maka, penting bagi perusahaan konstruksi untuk membayar upah yang kompetitif dan memberikan tunjangan yang menarik bagi tenaga kerja ahli.
Meningkatkan Lingkungan Kerja yang Aman, Nyaman, dan Minim Risiko Kecelakaan Kerja
Menurut data Bureau of Labor Statistics, kecelakaan kerja di industri konstruksi meningkat sebesar 7,2% pada tahun 2021, sehingga terdapat anggapan bahwa industri konstruksi merupakan industri yang berbahaya. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan harus meningkatkan keselamatan dan kondisi lingkungan kerja konstruksi, sehingga membuat tenaga kerja lebih aman saat melakukan pekerjaannya.
Memanfaatkan Teknologi untuk Membuat Pekerjaan Konstruksi Lebih Menarik
Para tenaga ahli muda cenderung lebih terikat dengan teknologi. Hal ini dikarenakan teknologi menjadi bagian alami dari kehidupan mereka. Perusahaan konstruksi dapat menerapkan teknologi-teknologi terkini dalam industri konstruksi untuk menarik perhatian tenaga ahli muda dan melibatkan teknologi dalam setiap proses proyek konstruksi.